Cerita Dewasa Perselingkuhan Rindiani, Isteri temanku

Cerita Dewasa Perselingkuhan Rindiani, Isteri temanku - Indro yaitu suami Rindiani teman dekat istriku dia baru pulang dari LA serta kebetulan adikku titip barang buatku, telah nyaris 10 hari Rindiani menilponku untuk mengambil barangnya namun saya masihlah belum juga sempat, hingga tadi pagi Indro sendiri yang meneleponku, saya jadi sungkan jadi kuputuskan untuk mengambilnya siang ini. Tempat tinggal Indro yang di Kemang ini letaknya agak ujung walau sekian, halaman tempat tinggalnya begitu luas serta mengasyikkan sekali. Saat saya hingga dirumahnya, tidak kulihat Mercy Indro yang umumnya parkir digarasinya. Yang ada cuma BMW putih punya Rindiani dan satu jip Pajero yang diparkir agak jauh dari halaman. 

Cerita Dewasa Perselingkuhan Rindiani, Isteri temanku
Dengan bersiul siul saya turun dari mobil serta menuju pintu masuk tempat tinggal Indro, kulihat pintu itu tertutup serta tidak seseorangpun yang terlihat. Kupencet bel dipintu, namun tidak seseorangpun yang keluar, apabila ada mobil didepan, bermakna harusnya ada orang di dalam tempat tinggal itu, saya mengira tentu Rindiani tengah repot dikamarnya hingga tidak mendengar kedatanganku. Lantaran telah kerapkali bertandang jerumah ini, jadi saya segera saja menuju pintu belakang untuk mencari orang yang ada di rumah, lantaran Indro telah katakan bila dia atau Rindiani tidak ada, jadi paketnya bakal dititipkan pada yang di rumah. Benar sangkaanku, pintu belakang terbuka, namun di dalam senyap sekali, cuma sayup sayup kudengar nada musik dari dalam. Saya jadi cemas, apakah berlangsung suatu hal dengan Rindiani, dengan pelan pelan saya masuk serta mencari sumber nada itu. Rupanya nada itu datang dari satu diantara kamar diruang atas, jadi saya selekasnya naik keatas yang kuketahui sebagai kamar pribadi Indro serta Rindiani. Dengan langkah pelahan saya menuju sumber nada musik yang lembut itu, kulihat pintunya tak ditutup rapat hingga nada musik itu bisa terdengar hingga diruang bawah. Saat kuintip dari celah pintu yang terbuka, saya tidak bisa lihat apa apa, karena itu saya mendorong pintu itu lebih lebar lagi supaya saya bisa lihat apa yang ada pada kamar itu. 

Saya benar benar terperanjat saat saya sukses lihat dalam kamar itu…. kulihat Rindiani yang telanjang bulat tengah berpelukan dengan seseorang pria yang masihlah kenakan pakaian komplit. Saya belum bisa lihat muka si pria, namun dari bentuk tubuhnya bisa kuperkirakan kalau pria ini masihlah begitu muda serta berperawakan tinggi. Pria itu asik sekali menciumi buah dada Rindiani yang putih montok itu, saya berdebar debar melihat semuanya, tidak kusangka kalau Rindiani yang sampai kini nampaknya alim nyatanya sukai menyeleweng, memanglah sampai kini saya kerap juga memikirkan kecantikan Rindiani, badannya tinggi besar dengan profil seperti wanita India, kulitnya putih bersih dengan tubuh yang agak sedikit kegemukan, namun berwajah cantik sekali dengan mata yang sayu serta bibir yang senantiasa basah, cantik sekali. Apa yang kulihat sekarang ini menunjukkan bila seleraku pada Rindiani tidak salah, tubuh Rindiani benar benar mulus, walau perutnya agak gendut serta pinggangnya lebar, namun jembutnya amit amit lebat sekali menutupi nonoknya hingga meraih pusarnya, belum lagi ketiaknya rimbun sekali. Si pria itu dengan telaten menciumi buah dada Rindiani dan meremas remasnya dengan kalem sekali, dari jauh kulihat lidahnya menjulur julur menjilati puting susu Rindiani serta selalu bergerak kebawah hingga kepusar Rindiani, di antara nada musik kudengar erangan Rindiani yang terasa keenakan dengan rangsangan yang didapatkan oleh pria muda itu.

Aku mengagumi ketelatenan pria itu, karena ia benar benar kalem, karena semua gerakannya yang serba tenang itu pastilah membuat Rindiani jadi tambah bernafsu. Ketika ciuman sipria itu mencapai bagian selangkangan Rindiani, kudengar Rindiani merintih agak keras, rupanya sipria itu mulai menjilati nonok Rindiani yang sudah merekah penuh dengan cairan itu. Jilatannya sungguh membuat aku terkagum kagum, ia dengan tenang mengangkat kedua kaki Rindiani tinggi tinggi sehingga nonok Rindiani jadi terangkat keatas, kemudian pria itu mengambil bantal dan mengganjalnya dibawah pantat Rindiani. Dengan posisi seperti itu ia mulai menjilati belahan nonok Rindiani sampai kelubang dubur Rindiani. Rindiani kulihat hanya bisa menggerak gerakkan pantatnya saja, rupanya ia benar benar kegelian oleh service yang diberikan oleh sipria itu. Mendadak Rindiani berusaha untuk bangkit, si priapun lalu mendekati Rindiani yang membisikkan sesuatu ketelinganya. Mendengar itu sipria yang ternyata seorang anak muda dengan wajah yang tampan sekali lalu tersenyum dan mulai membuka pakaiannya. Aku jadi tambah kagum dengan anak muda yang bersama Rindiani ini, karena ternyata kontolnya juga hebat meskipun kuperkirakan tidak sepanjang kepunyaanku, tetapi bentuknya kekar dan ujungnya yang pelontos kelihatan lebih besar dari batang kontolnya sehingga menyerupai jamur. Begitu ia sudah telanjang dengan senjata (kemaluan) ngaceng yang mendongak keatas,ia segera mendekati Rindiani yang sudah berbaring terlentang itu, kemudian ia mendekatkan kontolnya kedekat wajah Rindiani sementara ia sendiri mendekatkan wajahnya kedekat nonok Rindiani.

Cerita Dewasa Perselingkuhan Rindiani, Isteri temanku
Dengan posisi tersebut keduanya bebas untuk saling menikmati alat kelamin pasangannya. Benar saja, dengan rakus Rindiani memasukkan senjata (kemaluan) si pria tadi kemulutnya dan menghisapnya sambil memejamkan mata, sementara sipria kembali lagi asyik dengan menjilati nonok Rindiani yang menganga itu. Aku lebih tertarik dengan cara sipria itu menjilati nonok Rindiani, karena kulihat lidahnya yang panjang itu menjulur masuk kedalam liang nonok Rindiani dan bukan sekedar menjilati tepi tepi nonok Rindiani yang sudah membengkak itu. Kulihat itil Rindiani justru dibiarkannya menganggur sehingga kadang kadang justru Rindiani yang mengulurkan tangannya untuk menggosok itilnya sendiri. Benar benar hebat anak muda itu, kontolnya yang lurus itu dengan lancar masuk kedalam mulut Rindiani dan ketika dikeluarkan, Rindiani menarik kulitnya kebawah sehingga ujungnya yang seperti topi baja itu terbuka lebar, dengan guratan yang dalam memisahkan ujung senjata (kemaluan) dengan batangnya. Dipusat rasa geli itulah Rindiani menjulurkan lidahnya dan menjilatinya berulang ulang sampai sipria itu menggeliat geliat menahan geli. Aduh betul betul gila yang dilakukan orang orang ini, aku sudah tak kuat menyaksikan semua ini, kontolku yang ngaceng sampai terasa sakit karena terjepit celanaku, tetapi aku tak dapat berbuat apa apa kecuali melihat saja. 

Hebatnya mereka betul betul menikmati permainan pendahuluan ini, karena sampai sebegitu lama belum kelihatan gelagatnya mereka akan mulai bersetubuh yang sebenarnya. Aku makin yakin kalau Rindiani adalah seorang hyperseks, aku merasa benar benar kecolongan, karena tak pernah kusangka kalau Rindiani begitu hot dan akhli dalam hubungan seks. Isteriku yang selama ini kuanggap jago, ternyata masih belum ada seujung kuku dibanding dengan Rindiani, padahal bila dilihat dari posturnya, maka isteriku adalah seorang seks maniak, karena isteriku agak bungkuk dan aku diam diam juga tahu kalau isteriku juga suka main dengan pria lain, tetapi selama ini aku diam saja karena teman mainnya rata rata orang yang dari kalangan atas dan aku yakin kemampuan mereka tidak diatasku. Kenapa isteriku kok mau main main dengan mereka, penyebabnya hanya satu, isteriku juga menyukai avontuur, jadi hubungan seks yang sifatnya curi curi itu sangat disukai oleh isteriku. Akupun juga suka seks seperti ini, tetapi sampai saat ini aku dan isteriku belum pernah saling terbuka, mungkin kalau kami bisa terbuka maka makin banyak kenikmatan yang bisa aku reguk.

Lamunanku jadi buyar ketika kulihat Rindiani berdiri sambil melap nonoknya dengan sehelai handuk, sementara si pria itu berdiri juga disampingnya sambil memperhatikan semua gerakan Rindiani. Selesai membersihkan nonoknya Rindiani berjongkok didepan sipria dan mulai lagi mengulum senjata (kemaluan) si pria itu, dari kejauhan kulihat si pria memegang kepala Rindiani yang sudah menelan habis batang kontolnya itu. Rupanya Rindiani hanya sekedar membersihkan senjata (kemaluan) sipria itu agar tidak berlendir karena setelah itu ia mengeluarkan senjata (kemaluan) si pria itu dan langsung memeluk sipria sambil berdiri serta mengangkat kaki kirinya keatas tempat tidur. Dengan posisi seperti itu, si pria muda menggenggam kontolnya sendiri dan menepatkannya diantara selangkangan Rindiani, setelah dirasakan sudah masuk Rindiani langsung mengangkat kedua kakinya dan melingkarkan kepantat sipria sementara dari belakang kulihat senjata (kemaluan) sipria itu lenyap diantara selangkangan Rindiani. Dengan sambil memegang pantat Rindiani dan Rindiani merangkulkan tangannya dipundak keduanya asyik berciuman. Aku benar benar tak tahan, aku pergi menjauh dari kamar itu dan mengeluarkan handphone untuk menghubungi Rindiani dikamarnya itu, aku sudah benar benar nekad ingin ikut nimbrung dalam permainan itu, dan aku sudah tidak memikirkan akibatnya lagi,rasanya apapun yang terjadi aku akan hadapi yang penting ngacengku ini bisa hilang.

Dari kejauhan kudengar tilpon Rindiani berdering, tetapi tidak juga diangkat, aku yakin bahwa Rindiani sedang menguber kenikmatan jadi dia agak acuh dengan dering tilpon itu, tetapi aku tak mau kalah aku juga terus menunggu… Akhirnya telepon itu diangkat juga, jantungku dag dig dug karena tegangnya, "Hallo….siapa ya ?" kudengar suara Rindiani yang agak serak dan mendesah. Aku yakin Rindiani menerima tilponku itu sambil terus bersetubuh, " Rindiani ya…ini aku Boy, kenapa sih kok lama menerimanya ?" "Oh Boy, maaf aku sedang dikamar mandi, ada apa Boy, apa kamu mau ambil paket dari LA ?" Dalam hati aku tertawa mendengar kebohongan Rindiani itu, "Nggak Rin, kok rasanya suaramu aneh sepertinya kamu sedang menikmati sesuatu gitu lho" Sambil berbicara begitu aku kembali mendekati pintu kamar tadi, ketika kuintai benar dugaanku, tubuh Rindiani masih bersatu dengan tubuh sipria itu, tetapi sekarang posisinya lain, sipria itu berbaring sementara Rindiani duduk dipangkal pahanya, aku yakin bahwa saat itu senjata (kemaluan) sipria terbenam dalam nonok Rindiani. Mendengar perkataanku Rindiani tertawa " Menikmati apa Boy ?" Barangkali aja kamu sedang main dengan Indro ya ?" Rindiani tertawa dan berkata lagi "kamu ini ada ada saja Boy", aku lalu menjawab dengan agak berbisik " Rin, aku sebenarnya sudah dalam rumahmu, aku sudah lihat kamu main main sama cowok dikamarmu, aku sekarang nunggu kamu dikamar sebelah, cepetan deh" Tanpa menunggu jawaban Rindiani, tilpon kututup dan aku masuk kekamar sebelahnya dan menunggu dengan berdebar debar.

Lebih dari lima menit Rindiani tidak juga kunjung muncul, aku jadi berpikir apakah dia menyelesaikan hajatnya terlebih dahulu ataukah dia lagi bingung menyuruh sicowok itu untuk pergi. Tapi aku yang sudah terangsang nggak karuan ini langsung aja mencopot celana panjangku dan dengan separuh telanjang karena bajuku masih kupakai aku duduk dikursi sambil mengelus elus kontolku yang rasanya jadi tambah panjang dari biasanya itu. Saat itulah pintu kamar terbuka dan Rindiani masuk kekamar itu, wajahnya pucat pasi dan gemetaran, Rindiani hanya memakai duster yang kelihatan sekali kalau didalamnya dia tak memakai apa apa, karena kulihat susunya bergerak gerak ketika ia berjalan. Rindiani dengan wajah pucat mencoba untuk tersenyum melihat aku yang separuh telanjang itu. Tanpa banyak bicara aku langsung berdiri dan mendekati Rindiani, aku langsung merangkul Rindiani dan menciumnya. Rindiani diam saja, entah karena perasaan takut atau bagaimana, aku tak perduli aku langsung membuka dusternya sambil bertanya, "Dimana anak tadi Rin ?" Rindiani tak menjawab, begitu duster Rindiani terbuka benar dugaanku Rindiani tak memakai apa apa dibalik duster itu, aku langsung mengulum pentil susunya yang coklat itu dan tangannya kubimbing agar memegang kontolku yang panas itu. Rindiani tetap diam saja, kudorong Rindiani keatas tempat tidur yang ada dikamar itu dan begitu ia sudah terbaring langsung kukuakkan pahanya dan kucobloskan kontolku.

Tiba tiba saja Rindiani berkata "Boy apa cukup masuk dipunyaku, hati hati lho " Aku membatalkan untuk memasukkan kontolku langsung, lalu aku mengambil ludah dengan jariku untuk kuoleskan keujung kontolku, setelah kulihat basah dan licin barulah kumasukkan lagi diantara bibir nonok Rindiani yang membengkak itu. Kulihat Rindiani memejamkan matanya sambil menggigit bibir, sekali sentak kontolku amblas masuk kedalam liang nonok Rindiani. Saat itulah Rindiani merintih dan secara refleks tangannya memelukku, kubalas pelukannya dan kucium bibir Rindiani yang tebal dan merekah itu, sengaja aku membiarkan kontolku mentok terbenam didasar nonoknya karena aku menunggu agar dia yang menggoyangkan pantat untuk merasakan enaknya kontolku, aku hanya menciumi dan menggigiti bibirnya sambil tanganku meremas remas susunya yang kenyal dan montok itu, benar saja tak lama kemudian mulai kurasakan goyangan pantat Rindiani berusaha untuk menepatkan ujung kontolku dibagian yang paling sensitif didalam nonoknya, awalnya pelan pelan kurasakan ujung kontolku digosok gosok dinding rahim Rindiani, lama kelamaan gosokan itu makin keras dan akhirnya menggila karena Rindiani yang sudah hilang sungkannya sekarang benar benar menggoyang pantatnya agar supaya terasa nikmatnya, aku sendiri begitu melihat Rindiani sudah bereaksi langsung kupacu kontolku dengan gerakan memutar juga untuk mengimbangi Rindiani, seperti dugaanku, nonok Rindiani tidak terlalu peret, bahkan boleh dikatakan longgar, namun nikmatnya berpetualang menyebabkan persetubuhan ini benar benar terasa lain, apalagi Rindiani sangat pandai membuat ujung kontolku seperti digerus setiap kali mentok didasar nonoknya. Kami sama sekali tak ada niatan untuk berganti posisi karena yang kami kejar hanyalah puncak kenikmatan yaitu memancarnya air mani kami secara bersamaan.

Suara kontolku yang keluar masuk diliang berkecipak karena liang Rindiani sudah penuh dengan lendir yang membuat liang Rindiani jadi becek nggak karuan. Rindiani sendiri yang sudah seperti orang kesurupan tanpa sungkan menjilati dadaku dan kadang kadang menggigit pundakku, rasa geli yang mengumpul diujung kontolku membuat aku jadi tak tahan lagi, dengan melenguh keras kusemprotkan air maniku sementara itu Rindiani sendiri juga mencengkeram pundakku dan menjepitkan kedua kakinya kepahaku, dia juga mencapai puncak kepuasannya.

Kubiarkan saja Rindiani yang kelelahan terbaring lemas sambil memejamkan matanya, kuperhatikan cuping hidungnya penuh dengan bintik keringat, wajahnya yang cantik membuat penampilannya sangat anggun, aku tak tahu apa yang terjadi dalam rumah tangganya, apakah Indro tahu semua ini, dan mengapa Rindiani begitu berani memasukkan laki laki disiang hari bolong seperti ini, kenapa tak ada yang dikhawatirkannya, aku menduga pasti ada sesuatu yang misterius dirumah ini, tetapi aku tak perduli, karena urusanku hanyalah dengan Rindiani sendiri dan kalau boleh dikatakan lebih khusus lagi dengan nonok Rindiani yang membuat birahiku jadi naik itu. Ketika membuka matanya, wajah Rindiani langsung merona merah, dia sangat malu kepadaku dengan semua ini katanya "Boy, kamu jangan bilang pada Indro ya, aku malu sekali lho" Aku tak menjawab hanya kucium bibirnya yang tebal dan merangsang itu. Rindiani berkata lagi " Tak nyana lho Boy kalau kamu mendadak muncul, bikin aku jadi kaget sekali " "Boy kapan kapan kita keluar saja ya, apakah Novie juga mengerti kalau kamu jagoan seperti ini ?" Aku hanya tersenyum saja " Ayo deh aku pulang dulu ya, entar kalau Indro datang bisa gawat nich, kemana cowok tadi Rin ?" Rindiani menjawab kalau cowok tadi sudah disuruhnya pulang. Rindiani langsung berdiri dan memakai dusternya serta mengantarku kedepan. Aku sengaja tak mau bertanya macam macam, tetapi aku percaya bahwa Rindiani juga tahu kalau Indro juga suka main perempuan jadi scorenya draw. Aku menaiki mobilku sambil tersenyum sendiri karena teringat akan pengalamanku sendiri dengan Novie isteriku…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar